Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkannya sebagai tersangka kasus. Irman Gusman ditangkap dalam operasi tangkap tangan KPK yang dilakukan pada Sabtu (17/09/2016) dini hari di kediamannya, Jakarta. Petugas KPK juga mengamankan uang senilai Rp100 juta dalam bungkusan yang diduga sogokan kasus gula. Kasusnya pun sedang pendalaman di KPK.
Tak ada yang menyangka dengan peristiwa ini. Irman Gusman selama ini dikenal sebagai orang yang tertib, rapih, dan bersih dari dunia kotor. Ia adalah seorang pengusaha sukses, politikus santun, dan terpelajar.
Pria kelahiran Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, 11 Februari 1962 ini putra dari pasangan Drs. H. Gusman Gaus dan Hj. Janimar Kamili. Dia anak kedua dari 14 bersaudara. Bapaknya mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat dan ibunya merupakan anak dari pedagang emas yang cukup sukses.
Usia SD hingga SMA, dia selesaikan di Padang. Lulus SMA pada usia 17 tahun, dia pindah ke Jakarta untuk meneruskan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia (UKI). Sejak di bangku kuliah, Irman aktif di organisasi kemahasiswaan.
Ia terlibat aktif di senat dan Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi UKI serta mengikuti Latihan Kepemimpinan Dasar yang diadakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jakarta. Setelah lulus S1 pada usia muda 21 tahun, Irman meneruskan studi S2 ke Graduate School of Business, University of Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat dengan program MBA dan konsentrasi marketing. Gelar master pun diraihnya cukup singkat pada usia 24 tahun.
Berbekal ilmu bisnisnya, dia kembali kampung halamannya untuk mengelola perusahaan kayu milik keluarga yang saat itu sedang dililit utang. Irman sukses memperbaki kinerja perusahaan keluarganya bernama PT Khage Lestari Timber itu. Dia juga memperluas bisnisnya dengan mendirikan kawasan Padang Industrial Park dan perusahaan yang bergerak sebagai penyuplai keperluan kantraktor perminyakan.
Sukses di dunia usaha, Irman terjun ke dunia politik. Pada pemilu 1999, permilu pertama era Reformasi, dia menjadi anggota MPR utusan daerah Sumatera Barat dan menjabat Wakil Ketua Fraksi Utusan Daerah 1999-2004. Pada era ini, Irman terlibat aktif menggodok undang-undang ketatanegaran Indonesia yang baru; terbentuknya Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di MPR.
Pemilu berikutnya, Irman terpilih kembali menjadi anggota DPD sekaligus sebagai Wakil Ketua DPD RI 2004-2009. Kerja yang bagus mengantarkannya kembali Irman ke DPD, kali ini ia menjadi Ketua DPD RI 2009-2014.
Sukses di DPD, pada tahun 2013, Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Irman ikut dalam Konvensi Calon Presiden yang digelar Partai Demokrat. Irman adalah orang pertama yang diminta SBY ikut. Irman pun bergerilya dengan tagline "Maju Indonesiaku". Namun, jelang pilpres 2014, Demokrat tidak mengajukan calon hasil konvensi karena hasil seluruh peserta konvensi dianggap tidak signifikan tinggkat keterpilihannya.
Pada saat bersamaan, selain persiapan sebagai capres konvensi Demokrat dan pemilu 2014, Irman tetap mencalonkan sebagai calon anggota DPD. Ini hasilnya meyakinkan, Irman terpilih kembali melaju ke Senayan dan puncaknya dia menjadi Ketua DPD untuk kedua kalinya untuk mengemban amanat rakyat masa bakti 2014-2019.
KELUARGA
Istri : Liestyana Rizal
Anak : Irviandari Alestya Gusman (1993)
Irviandra Fathan Gusman (1995)
Irvianjani Audreya Gusman (2002)
PENDIDIKAN
SD di Padang, Lulus
SMP, di Padang, Lulus
SMA, di Padang, Lulus, 1979
S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta, 1979-1983
S2, Graduate School of Business, University of Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat, 1985-1986
KARIER
Mengelola perusahaan keluarga PT Khage Lestari Timber, 1988
Komisaris Utama di Padang Industrial Park, 1988
Direktur PT Prizako Prakarsa, 1988
Anggota MPR RI dari Utusan Daerah Sumatera Barat, 1999-2004
Anggota DPD/Wakil Ketua DPD RI, 2004-2009
Ketua DPD RI, 2009-2014
Ketua DPD RI, 2014-2016
Berita Terkait